“DUKUNG PERJUANGAN BURUH UNTUK MOGOK NASIONAL 2013!!!”
Kampus UI Depok, 21 Oktober 2013. Pada 28-30 Oktober 2013,
Konsolidasi Nasional Gerakan Buruh (KNGB) berencana akan Mogok Nasional.
Mogok tersebut dilakukan untuk merespon tiga tuntutan utama mereka,
yaitu 1) Naikkan Upah Minimum Provinsi 50% dan 3,7 juta untuk DKI
Jakarta, 2) Hapuskan sistem kerja kontrak dan outsourcing, dan 3) Wujudkan jaminan sosial universal untuk seluruh raykat Indonesia.
Selain itu, KNGB juga menuntut dibatalkannya Inpres No. 9 Tahun 2013
Tentang Kebijakan Penetapan Upah Minimum. Inpres ini mengandung berbagai
permasalahan seperti dilibatkannya kepolisian dalam penetapan upah
minimum, dieksklusinya Dewan Pengupahan di tingkat provinsi dari proses
bipartit negosiasi upah antara pengusaha-buruh,dan dibatasinya kenaikan
upah minimum di beberapa sektor industri. Hal ini bertentangan dengan
peraturan-peraturan sejenis yang telah terbit lebih dulu dalam level
yang lebih tinggi seperti misalnya UU Serikat Pekerja dan UU
Ketenagakerjaan.
Latar belakang tuntutan-tuntutan buruh tersebut, berawal dari tren
menurunnya upah riil mereka yang dikarenakan, salah satunya, naiknya
harga BBM beberapa waktu yang lalu. Sehingga, dengan upah yang ada saat
ini, buruh tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup layak. Selain itu,
komponen KHL (Kebutuhan Hidup Layak) yang ditetapkan Pemerintah pun
tidak mengakomodasi kenyataan standar sosial bagi suatu kehidupan yang
layak di masyarakat Indonesia hari ini, misalnya tidak mengakomodasi
kebutuhan-kebutuhan sosial serta kebutuhan berkeluarga dan bereproduksi.
Tuntutan Buruh: Rasional
SM-MONAS yakin bahwa tuntutan-tuntutan buruh dalam mogok nasional
tersebut adalah rasional mengingat produktivitas mereka dalam beberapa
tahun terakhir selalu meningkat. Produksitivitas mereka bahkan mengalami
peningkatan sebesar 199% dari rentang 2001-2010. Namun, berbarengan
dengan itu, upah riil mereka tetap stagnan. Dengan demikian,
kesejahteraan buruh selalu menjadi hal yang dikorbankan dari tumbuhnya
ekonomi Indonesia.
Kenaikan upah, dalam hal ini, sebenarnya juga tidak akan merugikan
pengusaha. Kerugian yang disebutkan pengusaha, sebenarnya, sekadar dalam
arti menurunnya keuntungan mereka. Pun, hal itu tidak akan menyebabkan
mereka kolaps. Hanyalah ancaman belaka bila mereka menyatakan akan
bangkrut, tutup pabrik, relokasi, atau cabut investasi. Berlimpahnya
bahan mentah dan angkatan kerja di Indonesia tentu terlalu menggiurkan
bagi investor untuk mengabaikan negeri ini dari investasi. Lembaga riset
PWC mensurvey CEO-CEO anggota APEC dan berkesimpulan bahwa Indonesia
adalah negara tiga besar sasaran investasi antara negara-negara APEC,
bersama dengan China dan Amerika Serikat.
Untuk dapat memenuhi tuntutan itu, mogok nasional adalah jalan yang
rasional dan realistis saat ini. Buruh mogok bukan karena kehendak
mereka sendiri, tetapi karena keadaan yang tidak berpihak pada
kesejahtaraan mereka. Sehingga, kondisi demikian yang menyebabkan hal
itu terjadi. Itu juga karena sumbangsih pemerintah dan pengusaha yang
memiliki logika sama untuk lebih memajukan sektor swasta daripada sektor
publik. Dengan demikian, mogok nasional adalah senjata yang ampuh bagi
buruh untuk mendapatkan tuntutannya.
Kepentingan Buruh = Kepentingan Mahasiswa = Kepentingan Masyarakat Luas
Lagipun, tuntutan-tuntutan yang dilancarkan adalah keinginan seluruh
umat manusia yang sama sekali tidak bersifat kontraproduktif dengan
kesejahteraan publik secara luas, namun justru berjalan selaras. Bahkan,
kesejahteraan publik secara luas dan meningkatnya harkat dan martabat
hidup masyarakat Indonesia secara keseluruhan mensyaratkan terpenuhinya
tuntutan-tuntutan mogok nasional buruh tersebut. Singkatnya,
tuntutan-tuntutan buruh menguntungkan masyarakat, dengan kata lain,
gerakan buruh saat mogok demi terpenuhinya tuntutan-tuntutan mereka,
sesungguhnya sedang berbicara atas nama masyarakat luas.
Melihat kondisi demikian, Kami SOLIDARITAS MAHASISWA DUKUNG MOGOK
NASIONAL (SM-MONAS) menyatakan DUKUNGAN seluas-luasnya untuk perjuangan
buruh dalam Mogok Nasional tahun 2013 ini.
Dukungan ini kami berikan karena posisi kami (Mahasiswa) sebenarnya
merupakan BURUH MASA DEPAN. Mahasiswa dalam sistem kapitalisme modern
saat ini menempati posisi sebagai bagian dari reproduksi tenaga kerja
dengan kemampuan yang terdidik dan spesifik. Dengan itu, sistem
pendidikan hanya akan menjadi “mesin konversi” yang akan melahirkan
tenaga kerja baru di masa depan. Selain itu, mahasiswa sebenarnya
merupakan bagian dari rakyat yang sedang menuntut haknya itu. Mahasiswa
bukanlah agent of change atau seperti power rangers yang
menjadi pembela rakyat. Melainkan, ia sendiri adalah rakyat. Oleh
karena itu, gerakan mahasiswa saat ini harus menggabungkan dirinya
dengan gerakan rakyat di sekitarnya, termasuk gerakan buruh supaya tidak
jadi alien. Maka, momen ini bisa menjadi pintu awal dari kemanunggalan
(kembali) gerakan mahasiswa dengan gerakan rakyat lainnya.
Melihat paparan di atas, maka dengan ini kami menuntut kepada Pemerintah Republik Indonesia untuk:
- Tetapkan Upah layak Nasional dan Penuhi kenaikan upah minimum 50%!
- Hapuskan sistem kerja kontrak dan outsourcing!
- Wujudkan Sistem jaminan Sosial secara menyeluruh bagi rakyat Indonesia!
- Cabut Inpres No. 9 Tahun 2013!
- Tolak liberalisasi, privatisasi dan komersialisasi pendidikan!
Demikian pernyataan sikap kami sampaikan. Dan dengan ini kami
menyerukan pula kepada seluruh mahasiswa Indonesia untuk ikut mendukung
mogok nasional, dan masing-masing organisasi saling merapatkan barisan
satu sama lain untuk melakukan apa-apa yang sekiranya dapat dilakukan
untuk memberikan dukungan seluas-luasnya bagi mogok nasional.
“Buruh (dan Calon Buruh) di seluruh Dunia, Bersatulah!!!”
SOLIDARITAS MAHASISWA DUKUNG MOGOK NASIONAL (SM-MONAS)
SM-MONAS adalah: Serikat Mahasiswa
Progresif (SEMAR) UI, Forum Mahasiswa (FORMASI) IISIP, Serikat Mahasiswa
Indonesia (SMI), Pusat Perjuangan Mahasiswa untuk Pembebasan Nasional
(PEMBEBASAN), Gerakan Perjuangan Mahasiswa Jakarta (GPMJ), Liga
Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND), Barisan Garda Terdepan
(BRIGADE) UI, Majalah Ganesha (MG) ITB, Front Perjuangan Pemuda
Indonesia (FPPI) UNJ
Dear teman2 Semar dan SM-Monas,
BalasHapusBerikut adalah update aksi kawasan di Pulo Gadung pada Senin, 28 Oktober 2013 sebagai pra kondisi menuju Mogok Nasional 31 Oktober dan 1 November :
09.10 Sekitar 150 massa buruh sedang persiapan konvoi dan bagi selebaran. Konvoi motor dilakukan oleh FSP-KEP, SPPPMI, Aspek Indonesia, FSP-LEM SPSI.
10.00 Konvoi sudah bergerak dan jumlah massa terus bertambah karena beberapa titik kumpulan massa dari berbagai pabrik sudah bergabung. Antusiasme masyarakat terlihat dengan mendokumentasikan kegiatan konvoi melalui HP. Polisi mulai kelihatan.
Jumlah massa terus bertambah kali ini dari FSPOI dan SP NIBA, massa terus berdatangan dan buruh keluar dengan sukarela dari dalam pabrik.
10.15 Dalam orasinya ketua komando berbendera FSP LEM SPSI menyatakan tuntutan hari ini adalah menghapuskan Inpres No 9/2013.
10.30 Diperkirakan massa buruh mencapai angka 5000 dan melakukan aksi di Bundaran kawasan industri Pulogadung, namun tampak setiap serikat memiliki komandonya masing-masing, tidak terlihat adanya penyatuan.
10.51 Massa konvoi dari FPBI turut bergabung.
10.58 FSP LEM SPSI dari Bekasi sedang berjalan menuju Pulogadung.
12.21 Massa aksi yang long march dari Bekasi sudan tiba di Pulogadung dan jumlah massa diperkirakan mencapai 6000 orang dan sekarang sedang menunggu dari Yamaha.
sumber : page FB Politik Rakyat
Selain itu, besok berbagai aliansi buruh di Jakarta akan mendatangi Balaikota untuk bertemu dengan Ahok terkait deadlock yang terjadi di Dewan Pengupahan.